Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno meluncurkan program pendampingan desa wisata yang akan memberikan pendampingan bagi pengelola-pengelola desa wisata. Khususnya dalam meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia di desa wisata sehingga dapat memberikan pengalaman wisata yang berkualitas dan berkelanjutan bagi wisatawan.
Menparekraf Sandiaga Uno dalam acara “Rapat Koordinasi dan Kick Off Pendampingan Desa Wisata” di Pullman Hotel, Kamis (20/1/2022), mengatakan, desa wisata memiliki kekuatan yang besar untuk membangun Indonesia sehingga mendorong terwujudnya kebangkitan ekonomi dengan terbukanya lapangan kerja.
“Tentu fondasi utamanya adalah sumber daya manusia, karenanya hari ini kita mulai pendampingan SDM desa wisata,” kata Menparekraf Sandiaga Uno.
Dalam program ini Kemenparekraf tidak berjalan sendiri, namun berkolaborasi dengan 16 komunitas dan 20 perguruan tinggi yang tersebar di berbagai daerah tanah air. Program ini merupakan salah satu wujud kebijakan yang tepat sasaran, tepat manfaat, dan tepat waktu yang didasarkan atas kebutuhan masyarakat.
Menparekraf Sandiaga menjelaskan, dari hasil kunjungannya ke-75 desa wisata selama tahun 2021, ia mendengar langsung aspirasi masyarakat akan kebutuhan pendampingan dan peningkatan kapasitas SDM.
“Saya melihat kebutuhan masyarakat adalah peningkatan SDM, bukan hanya digitalisasi untuk bisa berjualan produk ekonomi kreatif, tapi bagaimana SDM ini bisa memberikan suatu pengalaman yang menarik dan kenangan terindah dalam kunjungan wisatawan ke desa wisata,” kata Sandiaga.
Melalui pendampingan ini para pengelola desa wisata diharapkan benar-benar dapat memberikan pelayanan yang baik bagi wisatawan. Ia ingin desa wisata dapat menyambut wisatawan sama seperti ketika para pelancong datang ke destinasi wisata unggulan. Seperti bagaimana penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE yang terintegrasi ke aplikasi PeduliLindungi.
Selain itu juga dengan kenyamanan dan keamanan yang sama dengan di hotel ketika mereka menginap di homestay desa wisata. Tidak perlu mewah, tapi sesuai dengan standardisasi yang ada.
“Di tahun 2021, saat pariwisata mengalami banyak tantangan, kunjungan wisatawan desa wisata berdasarkan data yang kami terima, meningkat 30 persen. Oleh karena itu harus kita gunakan momentum ini untuk kebangkitan kita bersama dan pemulihan ekonomi kita pascapandemi,” ujarnya.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya, menjelaskan, program pendampingan dijadwalkan berlangsung mulai 1 hingga 28 Februari 2022. Para pendamping yang mewakili komunitas akan live in selama 2 minggu di desa wisata untuk memberikan pendampingan yang akan difokuskan pada tahapan coaching, supervisi, monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
“Jadi mereka akan melakukan pendampingan secara serentak di 87 desa wisata yang tersebar di 22 provinsi tanah air,” kata Wisnu.Terdapat dua modul yang akan menjadi dasar pendampingan, yang pertama modul Sadar Wisata yang meliputi Sapta Pesona, Pelayanan Prima dan CHSE, dan yang kedua adalah modul Pengembangan Potensi Produk Pariwisata yang meliputi Exploring, Packaging dan Presentation dimana pengelola desa wisata dapat belajar bagaimana mengeksplorasi, mengemas dan mempresentasikan produk wisata unggulan desa wisatanya,” kata Wisnu.
Program pendampingan ini merupakan tidak lanjut dari berbagai program pelatihan yang telah berjalan di tahun 2021. Mulai dari pelatihan kompetensi, gerakan sadar wisata, maupun gerakan usaha kreatif.
Wisnu menjelaskan, pendampingan ini diharapkan dapat mendukung pencapaian target Kemenparekraf/Baparekraf dalam menghadirkan 244 desa wisata maju hingga tahun 2024.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Inspektur Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Restog Krisna Kusuma; Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf, Florida Pardosi; serta Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani, dan Direktur Manajemen Strategis Kemenparekraf, Ika Kusuma Permana Sari, Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Kemenparekraf, Dyah Septiana Isnaryati.
Sumber : Kemenparekraf