Bina Swadaya Konsultan (BSK) dipercaya Kementerian Sosial RI sebagai mentor bisnis dengan melakukan pendampingan kepada 109 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dalam Program Kewirausahaan Sosial (ProKUS) di wilayah DKI Jakarta.
Pendampingan yang dilakukan kurang lebih selama 5 bulan di semester 2 tahun 2021 tersebut dinilai berhasil karena telah memberikan pengalaman dan kemajuan pada perkembangan KPM yang ada di wilayah DKI Jakarta.
Adapun pendampingan yang dilakukan BSK antara lain meliputi pemetaan usaha KPM, pelatihan kemasan, perijinan usaha dan perijinan produk, sertifikasi halal, pembuatan google map usaha dan pemanfaatan media sosial untuk promosi, memotivasi pengurangan limbah dan memanfaatkan tenaga kerja sekitar, foto produk dan pendaftaran KPM ke program Jakpreneur.
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial RI, Edi Suharto, dalam sambutan acara Virtual Expo ProKUS menyambut baik acara yang diselenggarakan oleh BSK.
“Berkat bimbingan dari Bina Swadaya banyak sekali kemajuan-kemajuan yang terjadi bagi para KPM. Kerja sama ini sangat baik. Kami berharap, kedepan bisa semakin intens bekerja sama dengan Bina Swadaya untuk menciptakan model-model pemberdayaan yang bisa diterapkan sesuai dengan platform dan model anggaran yang ada di Kementerian Sosial”, ujarnya.
Direktur Bina Swadaya Konsultan, Frida Widuratmi dalam kesempatan yang sama juga menyambut baik kegiatan ProKUS dapat berjalan dengan baik.
“Kegiatan ini merupakan tahun kedua yang dikerjasamakan dengan BSK. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat melalui pendampingan usaha. Kegiatan pendampingan kepada KPM dan capaian dalam program ini benar-benar mendorong usaha KPM untuk lebih produktif dan menjadi andalan pendapatan keluarganya”, jelasnya dalam sambutan acara Virtual Expo ProKUS.
Salah satu KPM yang hadir saat itu, Umbar Solikah pelaku usaha makanan kerupuk ikan tenggiri menjelaskan bahwa mentor BSK sangat membantu mendapatkan sertifikasi halal pada produknya.
“Alhamdulillah prosesnya juga dibantu dengan Bu Vince (mentor BSK), dari situ banyak pertanyaan dan formulir yang harus diisi. Mulai dari proses pembuatan, pemetaan tempat produksi dan bahan yang dipakai sesuai atau tidak dengan produk halal. Prosesnya kemarin saya mulai dari bulan Oktober, di bulan Desember sudah keluar sertifikat halalnya dan gratis”, terangnya.
Anggota KPM lainya, Tenri Solong yang ikut kegiatan Kementerian Sosial di pulau Bangka mengungkapkan bahwa dirinya bersyukur bisa menjadi bagian KPM kegiatan ProKUS.
“Banyak sekali pengalaman dan cerita yang kita bisa nikmati manfaatnya. Terutama dalam perjalanan dan penjualan disana yang habis terjual. Disitu banyak KPM yang mempunyai kemasan masing-masing dan bisa kita pelajari”, ujarnya.
Kehadiran mentor BSK dalam kegiatan ProKUS juga dirasakan langsung oleh Nur Asiyah anggota KPM yang memproduksi usaha donut, kue kering dan roti.
“Manfaatnya banyak sekali buat usaha saya, terutama pendampingannya benar-benar maksimal dari mentor-mentor. (Pendampingan) tatap muka, dengan chat direspon dengan baik, kalau ada pertanyaan yang kurang dimengerti dari KPM direspon dengan cepat”, terangnya.
Dirinya juga menjelaskan bahwa omset perharinya bisa mencapai 15 sampai 20 lusin donut. “Kalau secara angka 20 lusin, 700 ribu itu kotor. Andaikan bersihnya sekitar 300 ribu perhari. Kalau keuntungan bersihnya udah dipotong macam-macam kurang lebih 5 juta per bulan”, katanya.
Proses pendampingan KPM ini merupakan sebagai bentuk pemberdayaan dengan tujuan akhirnya adalah usaha yang dilakukan oleh KPM dapat berlanjut dan memberikan manfaat juga bagi masyarakat di sekitarnya.
Salah satunya adalah usaha yang ditunjukan oleh Isitikomah salah satu KPM bersama suaminya Dariman yang memproduksi kap bajaj dan jok hingga melibatkan warga sekitar untk membatu produksinya.
“Untuk pasang dan antar saya bisa minta bantuan tetangga sekitar yang tidak mempunyai pekerjaan, bantu rejeki. Termasuk saat belanja saya minta bantuan teman yang tidak mempunyai pekerjaan untuk belanja kebutuhan produksi. Intinya saya kasih upah”, pungkasnya.