Kehancuran akibat gempa bumi pada September 2018 yang melanda Desa Sidera, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah tidak menyurutkan niat Juarni (44) untuk segera bangkit dari keterpurukan ekonomi dengan beternak ayam.
Berkat bantuan dari PARCiC yang berkejasama dengan Bina Swadaya, Juarni mampu membuka usaha ternak ayam dari yang sebelumnya hanya berjualan nasi kuning di lokasi pengungsian.
Hidup bersama suami, 2 orang anak dan 1 orang cucu, sebelum gempa terjadi, keseharian Juarni dilakukan dengan membantu suami bertani palawija dan menanam padi hingga menjual hasil panen di pasar.
Namun setelah bencana terjadi pada September 2018 lalu, Juarni dan warga desa lainnya tidak bisa lagi mengolah lahan karena saluran irigasi yang rusak sehingga tidak ada aliran air ke sawah maupun ladangnya.
Demi bertahan hidup dan bangkit dari keterpurukan ekonomi, tiga bulan awal setelah bencana Juarni berinisiatif buka usaha dengan berjualan nasi kuning di lokasi pengungsian. Bermodalkan uang dan alat-alat dapur yang tersisa, Ia bertekad membuka usaha tersebut agar mendapat pemasukan dan tidak selamanya tergantung pada bantuan saja.
Selama tiga bulan berjualan di pengungsian, Juarni akhirnya mengambil keputusan dengan kembali pulang ke rumah untuk berjualan tortilla (jajanan pasar) yang dulu sempat digelutinya. Namun ketika mendengar adanya bantuan dari PARCiC dan SKP-HAM yang akan membantu ibu-ibu penyintas dan memiliki usaha berjualan, Ia akhirnya memberanikan diri untuk mendaftarkan.
Keputusan Juarni mengikuti program bantuan tahap pertama akhirnya berjalan lancar dan sukses berjualan tortilla. Melihat kesuksesannya dalam mengolah usaha tortilla, Juarni juga masuk dalam fase 2 yaitu program ternak ayam kampung kerjasama PARCiC dan Bina Swadaya.
Didampingi langsung oleh Bina Swadaya Konsultan, Juarni ternyata juga sukses dalam beternak ayam kampung. Juarni termasuk salah satu penerima manfaat yang banyak berinisiatif, kreatif dan totalitas dalam memelihara ayam.
Dirinya mengakui banyak mendapatkan wawasan tentang budidaya ternak ayam kampung dari Bina Swadaya Konsultan sebagai pendamping di lapangan. Selain itu, wawasan budidaya ternak ayam juga didapat dari saudaranya hingga akhirnya membuat ternak ayam Juarni mulai berkembang.
Sejauh ini hasil ternak ayam kampung Juarni mampu menghasilkan 30 anak ayam. Hasil jual ayamnya sudah dimanfaatkan untuk membeli pakan lagi dan kebutuhan sehari-hari.
“Ada juga beberapa yang dikonsumsi keluarga”, ujarnya.
Juarni sangat bersyukur adanya bantuan ternak ayam yang dapat memberikan pemasukan ekonominya selain berjualan tortilla. Ia juga berharap kedua usahanya ini bisa berjalan lancar sehingga menghasilkan kehidupan ekonomi yang stabil kembali.