Kelompok Aktivasi Sistem Budidaya Perikanan (ASIK) yang menjadi sentra produksi ikan air tawar di Desa Sumuran, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara bangkit kembali usai Bina Swadaya Konsultan (BSK) melakukan pendampingan langsung kepada kelompok.
Adapun pendampingan dilakukan dalam rangka kerja sama program Pengembangan Ekonomi Berbasis Kelembagaan Lokal yang Berkelanjutan dengan PT. Agincourt Resources (PT. AR) di Kecamatan Batang Toru. Pada kegiatan tersebut, BSK mendampingi 6 kelompok di 2 Desa dan 2 Kelurahan yang salah satunya adalah kelompok ASIK di Desa Sumuran.
Sejarah kelompok ASIK sendiri dimulai pada tahun 2019, saat itu PT. AR yang menginisiasi berdirinya kelompok memberi dukungan di sektor perikanan dengan merevitalisasi 3 kolam ikan dan pemberian bibit ikan air tawar. Hasil revitalisasi tersebut mampu membuat Desa Sumuran menjadi sentra produksi air tawar.
Dari bantuan tersebut, kelompok mampu melakukan panen kurang lebih 1.000 kg (1 Ton) dan 500 Kg ikan terjual dengan harga kisaran Rp20.000/kg hingga Rp25.000/kg. Sisa hasil panen kemudian dibagikan kepada masyarakat agar warga sekitar mendukung kegiatan kelompok.
Namun, kendala mulai muncul pada tahun 2021, dimana mata air yang selama ini digunakan mulai mengering. Selain itu, kelompok juga terkendala dengan berakhirnya sewa kontrak lahan kolam, dan kegiatan budidaya magot yang berhenti.
Kehadiran BSK disaat kelompok mengalami kendala disambut baik oleh anggotanya. Dari hasil pertemuan BSK dengan kelompok menyepakati bahwa lokasi kolam yang baru berada di lahan Bapak Andi Panjaitan agar terbebas dari biaya lahan, dan membangun 3 kolam sebagai awal kegiatan kelompok.
Seiring proses pembuatan kolam, kelompok mengajak 3 orang yang berdomisili di Desa Sumuran untuk bergabung dalam kegiatan kelompok. Setelah persiapan kolam telah selesai, BSK mengadakan Sekolah Lapang (SL) Budidaya Perikanan Air Tawar sebagai wadah belajar kelompok.
Sekolah Lapang yang dilakukan berupa pertemuan setiap minggu bertujuan untuk memberikan wawasan kepada anggota seperti memilih bibit ikan air tawar, budidaya magot sebagai pakan alternatif, pembangunan rumah magot dan beberapa kegiatan lainnya.
Pada bulan Januari 2022, anggota telah menebar bibit ikan air tawar di 3 kolam tersebut sebanyak 4.000 ekor (2.000 ekor ikan nila di kolam 1, 1.000 ekor ikan mas di kolam 2 dan 1.000 ekor ikan lele di kolam 3).
Pada akhir bulan Maret 2022 akhirnya kelompok mampu melakukan panen ikan lele sebanyak 97 kg dengan rata-rata 7 ekor ikan lele /kg.
Bapak Andi Panjaitan selaku ketua kelompok ASIK pada kesempatan tersebut juga mengumumkan perubahan nama kelompok menjadi ASIK SAROHA SUMURAN. Hal ini dikarenakan ada ketentuan dari dinas perikanan agar nama kelompok terdiri dari tiga kata.
Di kegiatan panen raya tersebut Dinas Perikanan Kabupaten Tapanuli Selatan mengumumkan bahwa kelompok ASIK SAROHA SUMURAN telah resmi menjadi sebuah Kelompok Pembudidaya Perikanan (POKDAKAN) dengan No. Reg :1.1.12.03.02.0322.0322.
Pada kesempatan tersebut juga 7 anggota diberikan Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (KUSUKA) untuk memudahkan akses bantuan dari pemerintah. Hadir pada panen raya tersebut community development PT.AR, Kepala Desa Sumuran, tokoh masyarakat dan tokoh adat Desa Sumuran serta Dinas Perikanan Kabupaten Tapanuli Selatan.
Perbanyak Kolam
Paska panen ikan lele, kelompok berinisiatif untuk membangun 2 kolam baru dan secara swadaya membeli bibit ikan untuk ditebar di kolam tersebut. Dengan bertambahnya 2 kolam, maka total kolam kelompok ASIK SAROHA SUMURAN berjumlah 6 buah kolam.
Selain pembangunan 2 kolam baru, BSK juga mengajak kelompok untuk mengolah hasil panen menjadi produk olahan yang terbuat dari ikan lele. Adapun produk olahan yang dihasilkan adalah stik ikan, abon ikan dan krupuk ikan. Produksi olahan ikan tersebut dikerjakan oleh para istri dari anggota kelompok yang dikemas secara sederhana dan diperkenalkan di pasar sekitar Desa Sumuran.
Kehadiran produk olahan dari ikan lele ternyata disambut baik oleh masyarakat, bahkan stik ikan lele mampu menjadi favorit masyarakat dengan banyaknya pemesanan untuk kebutuhan hari raya Idul Fitri di awal bulan Mei 2022. Selain itu, permintaan juga datang dari warung-warung kecil terhadap stik ikan yang dijual dengan harga Rp1.000 per bungkus.
Setelah dilakukan pelatihan manajemen kelompok dan manajamen keuangan, kelompok ASIK SAROHA SUMURAN telah mampu membekali diri dengan adanya AD/ART, laporan keuangan data penjualan, produksi dan aturan-aturan teknis yang disepakati secara bersama. (vals/nn-bsk)