Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar dalam peninjauannya ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mbangun Deso di Desa Kajar, Kabupaten Rembang mengatakan wilayah tersebut akan dibangun sarana edupark dengan skala lebih besar, yang akan melibatkan sejumlah desa lainnya.
Sebelumnya, BUMDes Mbangun Deso telah berhasil mengembangkan Desa Wisata Kajar yang memiliki sarana edupark, yakni sebuah taman edukasi yang mengintegrasikan antara pertanian dan peternakan.
“Di wilayah ini akan dibikin integrated farming (pertanian terpadu) yang lebih besar, yang melibatkan hingga 6 desa. Ada kerja sama tiga pihak, dana desa; KUR (Kredit Usaha Rakyat), kemudian supporting PT Semen Gresik sehingga akan menjadi model integrated farming yang lebih luas,” ujarnya.
Menteri Halim Iskandar mengatakan, pengembangan desa wisata edupark yang merupakan kerja sama antara BUMDes Mbangun Deso dan PT Semen Gresik Pabrik Rembang ini menjadi model kerja sama yang dapat diduplikasi oleh desa dan berbagai perusahaan lainnya.
Menurutnya, pendampingan BUMDes dan BUMDes Bersama dari berbagai usaha/industri penting dilakukan untuk meningkatkan geliat ekonomi desa.
“Supaya dunia usaha bisa memberikan dampak langsung kepada geliat ekonomi di perdesaan, salah satu caranya adalah dengan adanya pendampingan dunia usaha ke BUMDes dan BUMDes Bersama,” ujarnya.
Pria yang juga akrab disapa Gus Halim ini menerangkan, pengembangan BUMDes dilakukan bukan semata-mata berkaitan dengan profit dan peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes), namun lebih untuk memberikan percepatan kesejahteraan bagi masyarakat desa. Menurutnya, BUMDes memiliki peran penting dalam menkoordinir dan menkonsolidasi berbagai UMKM di desa.
“BUMDes orientasinya bukan PADes. Tapi kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
Terkait hal tersebut, Gus Halim melarang BUMDes membuka unit usaha yang dapat mematikan usaha masyarakat desa setempat. Sebab menurutnya, hal tersebut tidak hanya akan menimbulkan konflik, namun juga akan berdampak pada penurunan pendapatan warga desa setempat.
“Makanya saya selalu tekankan, bahkan saya haruskan, bahwa BUMDes dan BUMDes Bersama jangan sekali-kali bangun unit usaha yang sudah dilakukan warga,” ujarnya.
Sementara itu, Drektur BUMDes “Mbangun Deso” Sadikun mengungkapkan berkat progam Edupark, rata-rata tiap bulan pendapatan yang diraih BUMDes “Mbangun Deso” dari Edupark sekitar Rp 4 jutaan. Menurutnya pendapatan BUMDes diperkirakan akan terus meningkat seiring naiknya produktivitas hasil dari hewan ternak, ikan maupun aneka sayuran yang dipelihara di lahan Edupark seluas 1,6 hektar tersebut.
“Grafiknya menunjukkan kecenderungan kian produktif. Pendapatan BUMDes ini nanti juga disetor ke desa untuk menunjang kesejahteraan masyarakat,” ujar Sadikun.
Sadikun mengakui, masyarakat antusias dan merespon positif kehadiran Edupark. Indikasinya, hingga kini sudah ada sekitar 700 orang dari berbagai latar belakang mulai dari pelajar SD/sederajat, pengelola BUMDes, karang taruna, organisasi masyarakat, perwakilan BUMN, instansi swasta maupun pemerintah yang mengunjungi Edupark. Mereka tak hanya berasal dari wilayah Rembang saja, namun juga Blora, Pati dan lainnya.
Sumber : KemendesPDTT