Kementerian Sosial terus bersinergi dengan Komisi VIII DPR RI dalam melaksanakan program kesejahteraan sosial bagi masyarakat. Salah satunya melalui program pemberdayaan sosial melalui Program Kewirausahaan Sosial (ProKUS) yang menggandeng Bina Swadaya Konsultan (BSK) dengan menyediakan mentor dalam melakukan pendampingan kepada penerima program kewirausahaan sosial di wilayah DKI Jakarta.
ProKUS merupakan program kewirausahaan dari Direktorat Pemberdayaan Sosial, Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat (PSPKKM) di bawah Direktorat Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial RI. ProKUS bertujuan untuk memberdayakan KPM PKH yang telah tergraduasi dan memiliki rintisan usaha agar mampu hidup sejahtera.
“Prokus diharapkan bisa meningkatkan standar kehidupan KPM (Keluarga Penerima Manfaat) secara berkelanjutan misalnya di bidang industri rumah tangga, jasa, kuliner, kerajinan tangan, industry kreatif, budidaya pertanian dan agrowisata”, ujar Risma dalam keterangannya.
Dalam kegiatan peresmian sentra kreasi atensi Mulya Jaya di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Kamis (9/9), Risma berkunjung ke stan ProKUS dan menyapa Irwan Sumardi yang merupakan salah satu penerima bantuan program.
Pada kesempatan tersebut Irwan yang juga merupakan ketua Karang Taruna Malaka Sari, Jakarta Timur mengungkapkan bahwa dirinya merasakan betul manfaat yang diterima dari program Prokus Kemensos. Salah satunya adalah usaha kuliner olahan jamur dan jus buah atau es segar yang makin berkembang.
“Kalau sebelumnya jualan jamur krispi macam (gunakan) kantong plastik pakai press panas. Belum ada stiker. Nah itu kita (jual) diwarung harganya juga murah Rp 2.000. Pas pendampingan berlangsung kita diarahin packagingnya lebih menarik, nama, label mesti jelas di produk”, kata Irwan saat ditemuinya di pameran.
Pada kesempatan tersebut, Irwan menceritakan bahwa selama pendampingan, dirinya diarahkan berjualan melalui media sosial (online) untuk peningkatan pendapatan.
“Es segarnya sudah ada di gofood, jamur krispinya juga sudah ada. Cuman memang areanya masih belum jauh baru 5km”, ujarnya.
Untuk harga es segar, dirinya mematok harga Rp. 15.000 di toko online, sedangkan di stan dirinya mematok harga Rp. 12.000 dan per-hari rata-rata 15-17 gelas terjual. Selain itu Irwan menyediakan varian botol 350ml.
“Saat ini pemasukan hasil penjualan untuk putaran modal usaha dulu melengkapi peralatan, perlengkapan, bahan. Untuk kas masih belum ada lebihnya. Masih menambah alat dulu. Alat yang sudah ada blender, sealer buat press. Masih manual cooler box, panci dan buat masak”, katanya.
Dirinya juga berharap melalui dampingan ProKUS bersama Bina Swadaya Konsultan, Ia dapat ijin edar semacam PIRT karena saat ini baru IMK aja.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Sosial Risma juga mendorong Irwan untuk lebih kreatif dalam kemasan produk dan menjual produknya agar lebih laku di pasaran.