Berdasarkan data Organic Trade Association pada 2020, industri organik terus mengalami pertumbuhan. Hal tersebut diungkapkan oleh praktisi dan aktivis brand Arto Biantoro, yang menurutnya peluang ini bisa menjadi indikasi bahwa pasar produk organik akan terus bertumbuh. Dirinya juga menjelaskan bahwa kuncinya harus memulainya melalui asosiasi, karena asosiasilah yang akan menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi.
Kiprah Arto Biantoro sendiri sejak 1992 mulai meninggalkan Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya di Amerika Serikat (AS). Sempat bekerja selama dua tahun di Amerika, membawanya hidup mapan di Negeri Paman Sam. Namun, karena kecintaannya terhadap Indonesia, membuat ia kembali ke Tanah Air untuk berkarier pada bidang periklanan.
Sekembalinya dari Amerika, kariernya makin cemerlang. Ia menjabat sebagai Managing Director di sebuah perusahaan periklanan. Pekerjaannya tersebut mengantarkannya terhadap dunia kreatif yang lebih luas, yakni brand. Berbekal pengalaman tersebut, pada 2006 ia memutuskan untuk berhenti bekerja dan mendirikan perusahaan konsultan brand yang ia beri nama GambaranBrand.
Sejak saat itu, Ia mulai fokus untuk mengembangkan brand-brand lokal. Ia yakin dengan mengembangkan brand-brand lokal akan memberikan manfaat bagi banyak orang. Baginya, hidup akan lebih bermakna jika bisa memberikan manfaat dan dampak bagi sesama.
“Brand merupakan disiplin ilmu yang bisa digunakan di berbagai industri. Maka, ketika kita memahami ilmu itu, dan kita pergunakan untuk kepentingan yang tidak baik, maka hasilnya juga tidak baik. Kenapa tidak baik? Ketika kita sudah mempunyai brand, salah satu indikasi brand yang baik itu adalah brand yang banyak memiliki follower. Di level itulah brand bisa melakukan apa pun yang mereka mau. Sebuah brand bisa mengubah persepsi orang,” katanya.
Dalam Diskusi Bincang-Bincang Wisma Hijau yang mengangkat tema “Membangun Brand dan Citra Kemasan Produk Organik”, Arto menyampaikan di masa pandemi saat ini perlu mengembangkan ide dan kreativitas untuk jeli melihat peluang. Baginya, pandemi membuka peluang untuk industri organik bisa tampil.
Dirinya teringat dengan kampanye di era 1990-an, di mana kita bisa berkaca dari gerakan kampanye susu yang dilakukan Amerika. Saat itu Goodby Silverstein & Partners membuat kampanye minum susu sapi di Amerika Serikat dengan judul kampanye “Got Milk”. Terbukti, kampanye ini telah berhasil meningkatkan tingkat konsumsi susu sapi di Amerika.
Dalam kampanye ini, diakui Arto, mereka ingin mengajak orang-orang untuk minum susu. Kampanye ini juga melibatkan selebriti dan tokoh- tokoh dunia untuk menggerakkan lebih banyak masyarakat untuk minum susu. Dari kampanye itu kita bisa belajar bahwa jangan berhenti memahami brand dalam konteks kemasan saja, tetapi juga mulai bergerak bersama-sama sebagai satu gerbong besar yang bisa meningkatkan perekonomian.
Branding merupakan salah satu strategi dalam pemasaran yang banyak dilakukan oleh para pengusaha untuk memasarkan jasa atau produk ke pasar. Produk yang memiliki brand (jenama) kuat menjadi daya tarik sendiri bagi konsumen.
Salah satu unsur kunci dalam strategi penjenamaan adalah kemasan produk. Kemasan bukan hanya melindungi produk, melainkan juga berpengaruh dalam membangun citra bisnis yang baik dalam pemasaran produk. Ketika konsumen tidak dapat mencoba suatu produk sebelum membeli, kemasan menjadi faktor utama pengambilan keputusan bagi konsumen untuk menilai suatu produk.
“Saya bangga sekali hadir pada diskusi Bincang-Bincang Wisma Hijau. Saya melihat ini adalah forum diskusi yang sangat penting untuk masa depan,” tutur Arto.
Sumber : Majalah Info Bina Swadaya 2021