Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) hingga saat ini terus melakukan berbagai upaya pencegahan penyebaran virus Corona Disease 2019 (Covid-19) yang telah menimbulkan banyak korban. Dalam mengantisipasi tingginya penyebaran virus di lingkungan masyarakat, Kemenkes menggandeng Bina Swadaya Konsultan (BSK) melakukan pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan virus Covid-19 di tingkat RT/RW.
Sebagai upaya melakukan penyadaran dalam menerapkan gerakan 3M (Mencuci tangan, Menjaga jarak, Memakai masker), dan melakukan pola hidup sehat di tingkat warga, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan telah menyusun buku Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Covid-19 di RT/RW/Desa. Buku tersebut merupakan panduan dalam menggali potensi masyarakat agar berdaya dan mampu berperan serta mencegah penularan virus Covid-19
Bina Swadaya Konsultan (BSK) sebagai mitra Kemenkes dipercaya dapat mengimplementasikan pedoman tersebut dengan melakukan percontohan di RW 09 Kelurahan Rangkapan Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.
Kegiatan yang telah berjalan selama bulan September hingga November 2020 tersebut memberikan hasil positif dengan hasil masyarakat mampu berperan serta dan bekontribusi dalam pencegahan virus Covid-19 di lingkungan tempat tinggalnya.
Wiji Astuti sebagai koordinator lapangan dari BSK menjelaskan, kegiatan dimulai dengan melakukan pendataan warga dan survei mawas diri agar menghasilkan data tentang kondisi dan perilaku masyarakat setempat. Dari hasil pendataan tersebut dan diskusi yang dilakukan bersama warga akhirnya muncul ide atau gagasan kegiatan yang diprioritaskan mencegah penularan Covid-19.
“Sesuai dengan tujuan program, maka aksi yang dipilih masyarakat adalah pengadaan alat untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan ketahanan pangan sebagai bagian dari pertahanan ekonomi. Ini sejalan dengan kondisi lingkungan yang memang belum banyak sarana yang mendukung upaya pencegahan penularan Covid-19”, ujar Wiji saat diseminasi kegiatan bersama Kemenkes melalui pertemuan daring.
Adapun realisasi rencana aksi diwujudkan dalam bentuk 60 pot tanaman obat, 1 alat semprot disinfektan, 10 paket budikdamber, 99 pot tanaman sayur, 47 unit sarana cuci tangan 790 buah masker dan 5 unit thermogun.
Menurut Wiji Astuti, pelibatan masyarakat dalam program pemberdayaan tesebut mampu menumbuhkan keswadayaan masyarakat dalam bentuk tenaga, material hingga bantuan berupa dana. Sifat gotong-royong ditengah masyarakat juga dinilai semakin kuat sejalan dengan tujuan bersama yaitu menjadikan lingkungan tempat tinggal yang lebih sehat.
Program kegiatan yang berlangsung selama 3 bulan tersebut juga memberikan banyak perubahan positif terhadap perilaku masyarakat yang lebih peduli dan ketat menerapkan protokol kesehatan 3M dalam menjalankan aktifitasnya.
“Ada perubahan perilaku, warga yang hadir dalam pengajian dan arisan memakai masker dan sudah tersedia sarana cuci tangan di tempat umum. Himbauan menjaga jarak juga disampaikan”, ujarnya.
Dijelaskan juga, sarana cuci tangan yang ditempatkan di dekat warung, mushola dan pos ronda sudah dapat digunakan untuk masyarakat umum. Bahkan di setiap sarana terdapat warga yang siap bertanggungjawab merawat untuk kepentingan bersama.
Marwiyah Ulfa, salah satu tim pendamping dari warga RW 09 yang juga merupakan kader Covid-19 di tingkat RT 04 mengungkapkan, dengan adanya program dari Kemenkes diakuinya telah memberikan banyak perubahan perilaku positif masyarakat di lingkungan tempat tinggal.
“Jadi memang perubahannya jauh banget, dari kemarin setelah kita program karena mereka terjun langsung ikut terlibat jadi tahu bagaimana pencegahan covid-19 di sini”, katanya.
“Pertama dari anak-anak, untuk program kemarin kita tidak hanya menyediakan masker untuk orang dewasa tapi juga untuk anak-anak. Jadi anak-anak kita bantu bagaimana mereka kita edukasi untuk memakai masker di segala kegiatannya”, sambungnya.
Sementara itu, Direktur Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan, Imran Agus Nurali saat menutup diseminasi berharap, wakil pendamping masyarakat di tingkat RT kedepannya dapat menyampaikan protokol kesehatan kepada masyarakat secara mandiri.
“Kita memberdayakan masyarakat sebagai exit strategy, nanti setelah kita tinggalkan mereka sudah benar-benar percaya diri menyampaikan itu kepada masyarakat di tingkat keluarga, masjid dan sebagainya”, katanya.
Di tempat terpisah, Herawati, Kabsudit Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan mengungkapkan, pendampingan yang dilakukan Bina Swadaya Konsultan dalam kegiatn penggerakan di Depok dinilai sangat baik.
“Tim (BSK) benar-benar mendampingi proses pendampingan pemberdayaan masyarakat secara langsung kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dituangkan kedalam buku pedoman. Proses dan kerja yang ditunjukkan sudah sistematis dan terkoordinasi”, ujarnya.
Dirinya berharap, hasil kerja baik yang dilakukan oleh Bina Swadaya Konsultan (BSK) di Depok terus dikembangkan oleh warganya dan dipertahankan, serta secara mandiri dapat melakukan pendampingan di wilayah lainnya.