Sistem peternakan kandang sapi komunal yang diprakarsai oleh PT. Bhumi Jati Power bekerja sama dengan Bina Swadaya Konsultan (BSK) dipandang memberikan manfaat bagi masyarakat. Keberhasilan program melalui pendekatan peternakan terpadu tersebut dapat dilihat dari ketertarikan pihak lain baik perorangan maupun lembaga yang berkunjung ke Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ternak Makmur Bhumi Jaya untuk belajar.
Salah satu lembaga yang tertarik mempelajari proses pengelolaan kotoran sapi adalah Bank Sampah Lestari Desa Bondo. Ketua Bank Sampah Lestari, Sutrisno, mengungkapkan, bahwa ada kesamaan persoalan yang menjadi latar belakang dirinya berkunjung ke KSM TMB Jaya.
“Desa Bondo terletak di pesisir pantai, kesadaran tentang kebersihan warga maupun wisatawan masih rendah sehingga sampah menjadi masalah utama bagi warga. Setelah mendengar kabar mengenai program PT Bhumi Jati Power di Desa Tubanan, saya ingin melihat proses pengelolaan limbah kotoran sapi dan belajar pengomposan yang efektif,” kata Sutrisno.
Menurutnya, saat ini Bank Sampah menjadi alternatif yang baik untuk meningkatkan kesadaran warga tidak membuang sampah sembarangan, tidak hanya memilah sampah tetapi juga dapat menabung sampah.
Khusus untuk pengolahan sampah basah, Sutrisno mengakui bahwa selama ini dilakukan dengan pembuatan pupuk organik. Untuk itulah, dirinya ingin belajar banyak tentang pembuatan pupuk organik ke KSM TMB Jaya.
“Pengurus (Bank Sampah) yang berjumlah 8 orang dan nasabah sebanyak 32 orang, dan selama 2 bulan Alhamdulillah sudah terkumpul total tabungan sampahnya sekitar Rp. 600.000,- Kami memerlukan acuan dalam pengelolaan sampah basah dan kami rasa kunjungan ke KSM TMB Jaya adalah hal yang tepat,” ujar Sutrisno.
Setelah melakukan kunjungan belajar dari proses, metode, alat dan bahan fermentasi kotoran sapi, Sutrisno mengakui bahwa tidak menutup kemungkinan jika ke depan Bank Sampah membutuhkan pelatihan dari KSM TMB Jaya.
Sementara itu, Pengurus Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), Mintoko juga mengungkapkan bahwa dirinya tidak malu untuk belajar tentang pertanian bersama KSM TMB Jaya.
Dirinya mengakui, sebelumnya Ia terlalu sibuk untuk bertani ke sawah. Namun setelah adanya KSM TMB Jaya dirinya lebih antusias untuk kembali bertani dan berkebun.
Halaman di samping rumahnya pun disulap menjadi kebun yang berisi bibit tomat, sawi, selada dan masih banyak lagi. Bibit tersebut dibeli dari KSM dengan total mencapai 100 bibit.
“Pada dasarnya (saya) memang suka, karena ada kepuasan jika memetik sayuran hasil sendiri. Kebetulan rumah saya biasa dijadikan tempat berkoordinasi tim CSR, sehingga makin tambah dekat, ketika ada acara pelatihan saya berusaha menyempatkan untuk hadir,” ujarnya.
Selain sebagai wahana pembelajaran, Mintoko juga menaruh perhatian khusus untuk program yang diinisiasi PT Bhumi Jati Power dalam hal pemberdayaan masyarakat terutama di sektor ekonomi.
Dirinya berharap, makin banyak warga yang belajar menimba ilmu ke KSM TMB Jaya agar semakin mahir dalam praktik usaha peternakan, pertanian hingga perikanan.
Menurutnya, anggota KSM TMB Jaya merupakan calon pengusaha yang dilatih untuk memberikan keseimbangan antara bisnis dan sosial.
“Gotong royong tentu sangat terlihat dan terasa sekali dan itu terjadi setiap hari di dalam kelompok. Kita perlu mengawal agar program berjalan lancar,” pungkas Mintoko.
Sumber : Edisi 2 Buletin CSR PT. Bhumi Jati Power