Agustus 6, 2024

Meningkatkan Reputasi dan Nilai Perusahaan melalui ESG

Oleh

Moh. Rizwan Rizal

Konsultan Bina Swadaya

Environmental, Social, and Governance (ESG) merupakan sebuah kerangka kerja yang berfungsi untuk mengevaluasi dan mengukur kinerja perusahaan atau organisasi dalam tiga aspek utama yang meliputi:

  1. Environmental (lingkungan), environmental berfokus terhadap pengelolaan dampak lingkungan yang disebabkan oleh perusahaan atau organisasi. Hal tersebut termasuk juga pengelolaan limbah, emisi karbon, efisiensi energi, penggunaan sumber daya dan dampak lingkungan yang disimpulkan dari produk atau layanan yang perusahaan atau organisasi tawarkan.
  2. Social (Sosial), social berfokus terhadap interaksi perusahaan atau organisasi dengan masyarakat dan komunitas yang ada di areal perusahaan atau organisasi. Interaksi yang dimaksud juga termasuk hak asasi manusia (HAM), kondisi kerja, keberagaman dan inklusi, hubungan dengan masyarakat local, dan tanggung jawab sosial perusahaan.
  3. Governance (Tata Kelola), governance berfokus terhadap aspek pengelolaan dan pengawasan perusahaan atau organisasi. Pengelolaan dan pengawasan pada perusahaan atau organisasi harus melibatkan unsur struktur dewan direksi, transparansi, etika bisnis, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, serta kebijakan anti korupsi.

Saat ini ESG menjadi salah satu pertimbangan utama bagi para investor untuk menanamkan modal ke suatu perusahaan. Investor juga sudah mulai mengintegrasikan ESG ke dalam portofolio mereka. Selain itu, brand, reputasi dan kondisi pemangku kepentingan eksternal perusahaan menjadi dorongan terbesar bagi para investor untuk menanamkan modalnya.

Investor juga dapat menghubungi lembaga penting untuk menilai kinerja ESG perusahaan maupun ESG risk management. Bagi perusahaan yang sudah go public, penilaian tersebut akan tersedia secara daring (online), sehingga apabila kinerja atau ESG risk managementnya dinilai kurang baik dapat mempengaruhi reputasi perusahaan yang berdampak pada menurunnya kepercayaan investor.

Saat ini Implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan di indonesia semakin menyadari tentang menghitungkan dampak dari operasional perusahaan pada aspek lingkungan, sosial dan tata kelola.

Meskipun sudah banyak perusahaan di Indonesia yang menerapkan prinsip ESG, terdapat banyak tantangan yang perlu diatasi supaya suatu perusahaan dapat menerapkan prinsip tersebut secara berkelanjutan. Berikut ini merupakan tantangan dalam penerapan ESG:

  1. Minimnya pemahaman dan kesadaran dari perusahaan atau organisasi di Indonesia sendiri masih terdapat perusahaan atau organisasi yang masih kurang
    dalam manfaat penerapan prinsip ESG dan cara menerapkan prinsip ESG. Minimnya edukasi dan pelatihan terkait ESG juga menjadi permasalahan dalam meningkatkan prinsip ESG di kalangan pemangku kepentingan.
  2. Belum mendukungnya budaya bisnis di Indonesia budaya bisnis masih berfokus pada tujuan jangka pendek dan profitabilitas seringkali menjadi penghambat penerapan ESG. Terdapat beberapa kasus perusahaan yang mungkin enggan mengambil langkah yang berpotensi mengurangi laba jangka pendek untuk memberbaiki kinerja jangka Panjang mereka. Selain itu, kurangnya komitmen dari pimpinan perusahaan dalam mendorong perubahan budaya juga menjadi kendala penerapan prinsip ESG di suatu perusahaan atau organisasi.
  3. Keterbatasan sumber daya dan infrastruktur implementasi ESG yang sering kali memerlukan investasi besar dalam hal sumber daya manusia, tenologi, dan infrastruktur. Biaya implementasi yang cenderung cukup tinggi dapat menjadi hambatan bagi perusahaan terutama yang beroperasi dalam skala kecil dan menengah ataupun berlokasi yang cukup jauh dari pusat kota. Selain itu, masih kurangnya infrastruktur dan teknologi seperti sistem pelaporan dan monitoring lingkungkan juga menjadi tantangan implementasi ESG di Indonesia.