Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menginginkan dan mendorong generasi muda, khususnya para wirausaha pemula agar menjadi agen perubahan di tengah pandemi COVID-19.
Berdasarkan data dari Sensus Penduduk tahun 2020, sebanyak 53 persen atau sekitar 90 juta penduduk Indonesia didominasi oleh generasi muda, yang terdiri dari kaum milenial dan generasi Z. Sehingga, Menparekraf menilai generasi muda sangat potensial untuk dapat berkontribusi memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.
“Sudah 1,5 juta orang yang kehilangan mata pencaharian akibat pandemi COVID-19. Saya pun pernah mengalami PHK akibat krisis tahun 1997. Jadi, saya sangat memahami bagaimana kehilangan pekerjaan, bagaimana krisis moneter itu memaksa saya untuk survive. Untuk itu, sebagai generasi muda, harus mampu melahirkan peluang di masa sulit. Karena, di tangan-tangan generasi muda yang selama ini disebut kaum rebahan, kita ubah menjadi agen perubahan, pendobrak, dan kaum inovator,” ujar Menparekraf Sandiaga, saat memberikan sambutan secara daring, dalam webinar bertajuk “Inspirasi Wirausaha Mandiri”, di Jakarta, Kamis, (4/3/2021).
Perkembangan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia tidak terlepas dari peran generasi muda dengan segudang kreativitas yang mereka miliki. Generasi muda adalah sumber daya produktif. Melalui ide kreatifnya, generasi muda dapat membuka usaha yang juga membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran di angkatan kerja produktif, dengan menciptakan lapangan pekerjaan.
Menparekraf juga menjelaskan ada tiga kunci atau aspek utama, agar generasi muda mampu bertahan dalam mengembangkan usahanya, yaitu inovasi, proaktif, dan take a risk.
“Pertama, setiap wirausaha harus memiliki aspek inovasi, berbuat sesuatu yang bisa menambah nilai. Ada yang kita sebut amati, tiru, dan modifikasi. Itu adalah bagian dari inovasi. Kedua proaktif, bergerak, bergerak, dan bergerak jangan mager, alias malas gerak, jangan pewe alias posisi wuenak. Kita harus bergerak, karena keberuntungan akan menghampiri orang-orang yang bergerak. Ketiga, take a risk, berani ambil risiko. Kita jangan merasa ada di zona nyaman, kita harus terus berani mengambil risiko. Sehingga nantinya, wirausaha generasi muda ini mampu mengembangkan bisnisnya dan mampu menciptakan lapangan kerja yang lebih luas,” kata Menparekraf.
Ia juga menuturkan per-hari ini ada sekitar 4 juta lebih pelaku UMKM kreatif atau artisanal yang on boarding ke platform digital, melalui program Kemenparekraf/Baparekraf.
“Namun, saya menargetkan tahun ini ada enam juta yang bisa kita dorong on boarding, sehingga totalnya 10 juta UMKM atau dua kali lipat dari target semula bisa masuk ke dalam ekosistem digital. Namun, on boarding saja belum cukup. Tantangan berikutnya adalah bagaimana kita bisa membantu wirausaha pemula dan pelaku UMKM untuk menjadi pelaku ekonomi kreatif Indonesia dengan nilai transaksi yang terus meningkat,” ujarnya.
Salah satu upaya Kemenparekraf/Baparekraf dalam menghadapi tantangan wirausaha tersebut adalah melalui program Pengembangan Wirausaha Mandiri 2021. Dalam pelaksanaanya, Kemenparekraf/Baparekraf berkolaborasi dengan dunia pendidikan dan komunitas UMKM. Hal ini dilakukan agar wirausaha dapat memanfaatkan informasi dan teknologi digital secara optimal, teknik pemasaran, pengelola keuangan, serta perencanaan bisnis.
Oleh karena itu, Menparekraf berharap semua stakeholder terkait bisa bersatu, bergandengan tangan, membangun optimisme membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
“Cegah pangkal PHK massal, jangan sampai ada yang kehilangan lapangan pekerjaan, justru buka lapangan pekerjaan dengan usaha para pemula kita. Mari kita geliatkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, serta sektor ekonomi secara umum. Bangkit di saat sulit, menang melawan COVID-19, together yes we can do it,” kata Menparekraf.
Sumber : Kemenparekraf