Program pemberdayaan fase 4 antara PARCIC dan Bina Swadaya di bidang peternakan dan pertanian mampu mengubah kehidupan Rosmiati (47) yang tadinya hanya berjualan nasi kuning di lokasi pengungsian.
Sebagai seorang penyintas gempa bumi yang melanda Desa Namo, Kecamatan Kulawai, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada September 2018, Rosmiati mencoba berjualan nasi kuning dari beras, ikan kaleng dan mie yang didapatkan dari bantuan di lokasi pengungsian. Dari hasil penjualan tersebut dirinya mampu menghasilkan Rp 70.000 hingga Rp 100.000 per harinya.
Setelah 3 bulan berada di pengungsian, Rosmiati memutuskan kembali ke rumah dan mendaftar dalam program fase 4 PARCIC dan Bina Swadaya. Melalui bantuan peternakan dan pertanian, dirinya mengaku bersyukur karena mendapat bantuan ternak ayam kampung.
“Dengan adanya bantuan ternak saya dapat menjalankan 2 usaha sekaligus (dagang dan ternak)”, ujarnya.
Kini, kesibukannya mulai bertambah, Rosmiati saat pagi membagi waktu dengan mengurus ayam terlebih dan setelahnya dapat berjualan. Menariknya, ayam yang di berikan kepada Rosmiati sudah mulai bertelur.
“Sudah ada ayam yang menetas anak ayam dengan jumlah 7 ekor anakan”, ujar Rosmiati.
Dirinya mengungkapkan, banyak memperoleh pembelajaran ilmu dari Pak Eko selaku staff pendamping lapangan dari Bina Swadaya.
Rosimiati mengakui, hasil ternaknya Ia pelihara kembali dan belum ada yang dikonsumsi atau dijual karena ingin diperbanyak dahulu.
Dirinya juga berharap, bantuan yang telah diberikan dapat dimanfaatkan dengan baik dan dapat menjual ayamnnya saat peternakannya sudah berkembang.