Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengungkapkan pengembangan pariwisata Indonesia harus mengedepankan konsep pariwisata berkualitas yang berkelanjutan.
Dalam Bimbingan Teknis Modul Sustainable Tourism Development dengan tema “Kick-off & Prototyping Modul Sustainable Tourism Development”, Kamis (12/5/2022), Sandiaga mengatakan di masa yang penuh ketidakpastian akibat pandemi COVID-19 ini, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia harus bangkit dengan mengedepankan pengembangan kepariwisataan yang berkualitas dan berkelanjutan lingkungan. “Hal ini sesuai dengan trend pariwisata pascapandemi COVID-19 yang costumize, personalize, localize, dan smaller in size dengan menekankan aspek keamanan, kesehatan, konservasi bagi alam, budaya dan lingkungan, serta digitalisasi,” kata Sandiaga.
Sandiaga menjelaskan visi dan arah pembangunan sektor parekraf Indonesia di masa mendatang terfokus pada pengembangan kepariwisataan berkelanjutan. Dimana, pengembangan ini diharapkan memiliki sejumlah implikasi yaitu kelayakan ekonomi, kemakmuran lokal, kualitas kerja, keadilan sosial, pemenuhan pengunjung, kontrol lokal, kesejahteraan masyarakat, kekayaan budaya, integritas fisik, keanekaragaman hayati, efisiensi sumber daya, dan kemurnian lingkungan.
Sehingga, Kemenparekraf pun melaksanakan berbagai program yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas produk, pengelolaan destinasi wisata, service and hospitality management, dan juga sumber daya manusia melalui upskilling, reskilling, serta penambahan skill baru baik secara daring maupun luring. “Kami percaya bahwa sektor ini bisa membuka lapangan kerja seluas-luasnya dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia demi 34 juta pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang menggantungkan hidupnya di sektor ini,” katanya.
Oleh karena itu, lewat bimbingan teknis Modul Sustainable Tourism Development (STDev) ini, Sandiaga berharap pihak-pihak terkait bisa menjadikan modul ini sebagai instrumen secara holistik dan terpadu dalam pengembangan desa wisata, destinasi pariwisata, dan kawasan pariwisata di wilayah perairan dan daratan termasuk berbagai sektor usaha pariwisata dalam tatanan rantai nilai ekosistem kepariwisataan.
“Saya juga ingin mengajak seluruh yang hadir, para peserta dan pihak-pihak terkait untuk bersama-sama berkomitmen dan bersinergi dengan strategi adaptasi, inovasi, dan kolaborasi untuk memperkokoh sustainable and resilient tourism at the heart of an inclusive recovery. Semoga peningkatan literasi dan pemahaman STDev dapat mengakselerasi penerapan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan yang tangguh dan inklusif untuk meningkatkan kualitas daya saing pariwisata Indonesia sebagai Sustainable Hub di Kawasan Asia Pasifik,” kata Sandiaga.
Dalam kesempatan yang sama, Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani menambahkan ada enam hal yang harus diimplementasikan dalam pengembangan kepariwisataan berkelanjutan. Yaitu memanfaatkan sumber daya lingkungan secara optimal yang merupakan elemen kunci pengembangan pariwisata, mempertahankan proses ekologis yang penting dan membantu melestarikan sumber daya alam dan kanekaragaman hayati, menghormati keaslian sosial-budaya komunitas tuan rumah, melestarikan warisan budaya, memastikan operasi ekonomi jangka panjang yang layak, dan memberikan manfaat sosial-ekonomi kepada semua pemangku kepentingan yang didistribusikan secara adil.
“Sehingga pengukuran keberhasilan pembangunan sektor parekraf ini tidak hanya terbatas pada dimensi ekonomi. Tetapi juga mencakup kualitas kerja, keadilan sosial, tingkat kepuasan pengunjung dan masyarakat lokal, kontrol lokal, kesejahteraan masyarakat, kekayaan budaya, diversifikasi pendapatan seperti lama tinggal wisatawan, integrasi ekonomi lokal dengan penguatan rantai pasok serta lingkungan yang dipulihkan,” kata Ni Wayan Giri.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Plt Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Frans Teguh, serta beberapa pejabat di lingkungan Kemenpareraf/Baparekraf, dan sejumlah perwakilan stakeholder di sektor parekraf.
Sumber : Kemenparekraf