Agustus 20, 2024

Pentingnya Psychological Approach dalam Pemberdayaan Masyarakat

Oleh

Qonita Nurul Fatihah

Konsultan Bina Swadaya

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu konsep yang penting dalam pembangunan sosial. Dari perspektif psikologi, pemberdayaan bukan hanya tentang memberikan kekuatan atau sumber daya kepada individu, tetapi juga mencakup proses internal yang membuat seseorang merasa mampu mengendalikan kehidupannya sendiri (Zimmerman, 1995).

Dalam ranah psikologi, pemberdayaan merupakan proses di mana individu dan kelompok memperoleh kekuatan, kontrol, dan pengaruh atas kehidupan mereka sendiri serta komunitasnya. Proses ini mencakup peningkatan dalam berbagai aspek seperti kepercayaan diri, keterampilan, dan pengetahuan yang memungkinkan mereka untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Ilustrasi

Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, aspek psikologi berperan penting. Seperti pendapat Bandura (1997) bahwa keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk berhasil dalam tugas tertentu sangat penting. Self-efficacy yang tinggi akan meningkatkan motivasi, usaha, dan daya tahan dalam menghadapi kesulitan. Selain itu, ada juga pendapat dari Maslow (1943) yang menyatakan bahwa individu perlu memenuhi kebutuhan dasar seperti fisiologis dan keamanan sebelum bisa mencapai kebutuhan yang lebih tinggi seperti aktualisasi diri. Pemberdayaan membantu individu dalam memenuhi kebutuhan ini sehingga mereka bisa mencapai potensi penuh mereka.

Berdasarkan konsep dari Bandura (1997), ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk memberdayakan masyarakat antara lain:

1) Pelatihan Keterampilan dan Pendidikan: meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui program pelatihan dan pendidikan yang relevan. Misalnya pelatihan kewirausahaan atau peningkatan kapasitas dalam bidang tertentu dapat memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa mereka mampu mengubah keadaan hidup mereka.

2) Membangun Keberhasilan Bertahap: mulai dengan memberikan tugas-tugas yang dapat dicapai dan kemudian tingkatkan kesulitan seiring dengan meningkatnya kemampuan masyarakat. Ketika masyarakat merasakan keberhasilan, self-efficacy mereka akan meningkat yang kemudian dapat
diterapkan pada tantangan yang lebih besar.

3) Model Peran Positif: Memperkenalkan tokoh-tokoh inspiratif dari masyarakat atau luar yang telah berhasil dalam situasi serupa. Ini dapat memberikan inspirasi dan memperkuat keyakinan masyarakat bahwa mereka juga bisa sukses.

4) Dukungan Sosial dan Motivasi: Membangun jaringan dukungan sosial yang kuat di dalam komunitas, termasuk kelompok dukungan atau mentoring, di mana individu dapat berbagi pengalaman dan motivasi untuk terus maju.

Kemudian dari teori Maslow (1943), masyarakat dikatakan berdaya jika sudah melewati beberapa tahapan antara lain:

1) Pemenuhan Kebutuhan Dasar: Program pemberdayaan harus dimulai dengan memastikan akses masyarakat terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, tempat tinggal, dan keamanan. Misalnya, melalui program bantuan pangan atau pembangunan infrastruktur dasar.

2) Meningkatkan Rasa Aman dan Keterhubungan Sosial: Setelah kebutuhan dasar terpenuhi, fokus pada menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung.
Mendorong partisipasi dalam kegiatan komunitas yang meningkatkan ikatan sosial dan rasa memiliki dapat membantu masyarakat merasa lebih aman dan termotivasi untuk berkontribusi lebih.

3) Mendorong Pengembangan Diri: Setelah kebutuhan fisiologis dan sosial terpenuhi, langkah selanjutnya adalah membantu masyarakat mencapai aktualisasi diri. Ini bisa dilakukan melalui program pengembangan keterampilan, beasiswa pendidikan, atau inisiatif yang mendorong kreativitas dan inovasi di dalam komunitas.

4) Pengembangan Infrastruktur Komunitas: Membangun infrastruktur yang mendukung kegiatan masyarakat, seperti pusat komunitas, fasilitas olahraga, dan layanan kesehatan, yang memungkinkan individu untuk memenuhi kebutuhan sosial dan aktualisasi diri mereka.

Oleh karenanya, untuk memberdayakan masyarakat sangat penting memperhatikan aspek psikologis masyarakatnya. Aspek psikologis akan membantu memastikan sebuah program dapat berkelanjutan atau tidak. Jika di dasarkan pada konsep Self-Efficacy dan Hierarki Kebutuhan pemberdayaan dapat memastikan pemenuhan kebutuhan dasar sekaligus meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan individu. Hal ini akan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih sejahtera, adil, inklusif, dan mandiri.