Agustus 4, 2024

Seri 1: Yuk Memahami Siapakah Laki-laki dan Perempuan dalam Kesetaraan Gender

Oleh

Augustinna Tuty Indrawaty SH, M.Sc.

Konsultan Bina Swadaya

Sering kita tidak pernah terpikir tentang apakah perlakuan yang kita terima sejak lahir dalam keluarga merupakan perlakuan yang adil? Mari kita telaah lebih dalam lagi apakah benar perlakuan yang kita terima dalam keluarga kita ini dirasakan ada perbedaan yang sering tidak adil? Tidak adil bagi siapa? Perempuan atau laki-laki?  Sering kita tidak pernah perhatikan hal itu. Yuk….kita coba belajar lebih terbuka melihat tentang ini. Belajar dari keseharian yang kita jalani saja untuk kita akan bisa  lebih memahami tentang pentingnya kesetaraan laki-laki dan perempuan (kesetaraan gender).

Kita telah terlahir menjadi laki-laki atau perempuan dalam keluarga kita, dan itu yang disebut dengan kodrat yang kita miliki. Kodrat adalah sesuatu yang kita bawa sejak lahir. Apakah kita berjenis kelamin laki-laki atau perempuan dan itulah yang disebut dengan kodrat, pemberian Tuhan. Kodrat pemberian dari Tuhan ini adalah hal yang tidak bisa dipertukarkan dan juga memiliki sifat yang tidak berubah dari waktu ke waktu dan akan selalu sama di mana saja. Seperti misalnya: 1) jenis kelamin, 2) laki-laki memiliki alat produski yang berbeda dengan perempuan, jika laki-laki memiliki sperma yang bisa membuahi sel telur perempuan dan perempuan bisa hamil, melahirkan dan menyusui, maka inilah yang kemudian kenapa tidak bisa dipertukarkan dan dirubah, karena sejatinya inilah yang di sebut dengan kodrat

Nah..kenapa dalam perkembangan jamannya ada perjuangan  kesetaraan gender? Itu terjadi karena kita yang terlahir berbeda dalam keluarga sebagai laki-laki atau perempuan sudah mendapatkan perlakuan yang berbeda secara sosial turun temurun dan telah terkonstruksi fungsi sosialnya oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan adanya pembedaan jenis kelamin tersebut. Konstruksi sosial yang turun temurun ini menjadi budaya yang kemudian menjadi salah kaprah memahami fungsi sosial yang dianggap identik dengan kodrat, dan inilah yang kemudian melahirkan adanya ketidakadilan gender. Di Indonesia pada umumnya ketidakadilan gender ini sering terfokus pada lahirnya ketidakadilan bagi perempuan. Contohnya apa? 

Contoh sederhana yang bisa kita analisa dengan menggunakan kaca mata “gender”: 

“Dulu perempuan tidak boleh sekolah tinggi karena tugasnya akan kembali ke dapur memasak dan mengurus rumah tangga” 

Pertanyaan kritisnya adalah bahwa kenapa dulu banyak perempuan yang  tidak mendapatkan kesempatan bersekolah tinggi? Itu karena masyarakat masih memahami kodratnya perempuan adalah memasak dan mengurus rumah tangga. Nahhh…. Apakah ini adil? Tentu saja tidak adil. Karena apa? Karena memasak dan mengurus rumah tangga itu bukan kodrat tetapi peran dalam fungsi soisialnya. Fungsi sosial ini memiliki ciri yang berbeda dengan kodrat. Perbedaan gender dalam fungsi sosial adalah:

1) bahwa peran-peran sosial itu bisa dipertukarkan, seperti memasak dan mengurus rumah tangga tersebut bisa dilakukan oleh perempuan dan laki-laki. Bukan sebagai kodratnya perempuan.

2). Dari waktu ke waktu bisa berubah-ubah dari satu tempat ke tempat lainnya berbeda. Nah inilah yang kemudian di jaman sekarang banyak sekali peran-peran yang berubah. Perempuan bisa sekolah tinggi, bisa berbagi peran dengan laki-laki atau  pasangannya. Begitu seterusnya. Jadi perjuangan kesetaraan gender bukan menyamakan kodratnya laki-laki dan perempuan tetapi lebih penyetaraan peran dan fungsinya serta akses perempuan dan pengambilan keputusan dalam sosial masyrakat. 

Butuh kesimpulannya tidak? Ringkasan ini akan lebih memudahkan untuk mengingat ya…..tentang perbedaan laki-laki dan perempuan dalam kesetaraan gender?

KODRATGENDER
Jenis kelamin yang berbeda antara laki-laki dan perempuan
(SEX = Jenis Kelamin) 
Konstruksi sosial, bentukan dari masyarakat yang menjadi budaya
Kodrat sebagai pemberian Tuhan sejak lahir Bukan sebagai kodrat tetapi peran yang dibedakan karena pembedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan 
Tidak bisa dipertukarkan Peran yang bisa dipertukarkan
Satu tempat dengan tempat lainnya sama, tidak berubah-ubah.Satu tempat dengan tempat yang lainnya berbeda-beda dan dapat berubah dari waktu ke waktu.

Demikian memahami tentang perbedaan laki-laki dan perempuan dalam keseteraan geder. Semoga bermanfaat dan bisa memberikan pencerahan di setiap proses kehidupan kita ya.